Notes From Thai #7

The Power Of Silaturahim (1)

            Setelah beberapa hari di Thailand akhirnya kembali bertemu teman satu bangsa satu negara, Indonesia. Beruntungnya lagi adalah satu Almamater, Universitas Gadjah Mada. Beliau kuliah di Chiang Mai University, memperdalam ilmu sosial untuk kepentingan Indonesia, heheh. Sudah 3 bulan tinggal di Chiang Mai, cukup ngerti daerah sekitar Chiang Mai.

            Berawal dari Facebook (Kayak lagunya Gigi, heheh), dikenalkan oleh ketua Persatuan Pelajar Indonesia di Thailand. Kemudian sepakat untuk bertemu di Maejo University. Tetapi sayang, Maejo cukup jauh dari pusat kota Chiang Mai sehingga perlu waktu lama. “Wah mas, saya cari di google map dulu ya, saya kurang tahu tempat tinggal panjenengan” katanya.

            Sepakat, tidak perlu dijemput, memberanikan diri untuk naik angkot atau song thaew dari Maejo ke Chiang Mai City. Walaupun nggak ngerti bahasa Thailand tapi tetap jalan. Bersyukur ada pak Ibrahim, penjual kopi di tempat makan dekat universitas. Saya mendapat banyak informasi dari beliau. Dengan semangat, beliau menerangkan dan mengantarkan sampai saya dapat song thaew bewarna hijau.

            Pergi ke Kota Chiang Mai dari Maejo cukup keluarkan uang 18 Baht untuk membayar Song Thaew. Dari Maejo menggunakan Song Thaew bewarna HIJAU! Ingat, warna hijau, jangan sampai salah. Di Thailand ada banyak warna Song Thaew dengan berbeda-beda tujuan. Song Thaew warna kuning menuju Mae Rim di sebelah utara, Song Thaew warna biru menuju Sarapee dan Lamphun di selatan, sedangkan warna hijau menuju Chiang Mai. Jangan sekali-kali nawar pake bahasa Inggris karena bakal dinaikin harganya, heheh. Sebelum pergi, tanya informasi harga dulu ke teman. Green Song Thaew seperti ini.

Green Song Thaew
Green Song Thaew

             Setelah  itu Song Thaew berhenti di tepian sungai ping. Semua penumpang turun dan saya juga ikut turun. Pesan pak Ibrahim, “Turun di Pasar”, wah mana pasarnya. Oke, saya ambil telpon genggam dan mencoba menelpon teman, semoga dia tahu tempatnya. Saat menunggu, saya sempatkan mengambil salah satu pemandangan sungai ping, heheh.

Sungai Ping
Sungai Ping

            Dari awal berangkat, diniatkan untuk menyambung silaturahim. Allah SWT. memberikan petunjuk kepada hambaNya yang senantiasa melakukan tindakan dalam kebaikan. Maju terus pantang mundur, saya tiba di Chiang Mai dan bertemu dengan teman satu bangsa, satu almamater. “…Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan…” (An-Nisa, 4:1).

Silaturahim

            Silaturahim berasal dari bahasa Arab yang berarti meyambung. Ibnu Manzhur berkata bahwa Silaturahim adalah hubungan kekerabatan, yang asalnya adalah tempat tumbuhnya janin di perut atau hubungan nasab. Islam mengibaratkan umat muslim dalam satu tubuh, jadi silaturahim dilakukan pada kerabat atau saudara. “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang beselisih) dan betakwalah pada kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”(Al-Hujarat, 49:10). We are brotherhood.

            Silaturahim menjadi begitu sangat istimewa karena pertemuan ini diliputi rasa sayang dan cinta karena Allah SWT. Allah SWT. menjanjikan surga bagi mereka yang menghubungkan tali persaudaraan yang diniatkan karena Allah SWT.

            “dan orang-orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah agar dihubungkan. Dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk. Dan orang yang sabar karena mengharap keridaaan Tuhannya, melaksanakan Sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik). (yaitu) surga-surga And, mereka masuk ke dalamnya…..” (Ar-Rad, 13:21-23).

            Nah, surga sudah jelas didapat bagi siapa saja yang menghubungkan silaturhim. Selain itu juga banyak keuntungan di dunia yang bakal kita dapatkan bila melakukan silaturahim. Orang yang sering bersilaturahim tentu dilapangkan rizkinya. Rasullulah bersabda, “Siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung tali silaturahim.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud).

            Yang pasti banyak manfaat diciptakan pada saat kita menjalin tali silaturahim. Tidak hanya sekedar bertemu dan bersalaman, tetapi hati kita juga ikut saling berjumpa. Saling memberikan nasehat, manfaat dan saling menghibur. Perjumpaan-perjumpaan atau silaturahim yang produktif tentu kita inginkan. Maka buat hidup kita lebih produktif dengan silaturahim. Berkat silaturahim ini saya dapat mengililingi Old City di Chiang Mai. Setidaknya saya adalah orang pertama yang menikmati Old City Chiang Mai. Heheh. Yogi Sidik.

Sumber:
Al-Qur’an
Hadist
Internet

2 tanggapan untuk “Notes From Thai #7”

  1. Salam mas,
    apa kabar? masih di chiang mai kah?

    Saya tia. saya mahasiswa di USM, Malaysia.

    Saya mau minta tolong informasi temen-temen kita (mahasiswa Indonesia yang kuliah di Chiang Mai University, Chiang Mai, Thailand)

    Rencananya saya mau kesana beberapa hari.

    Secara maklum, saya mahasiswa yang juga jobless…

    jadi saya mau minta bantuan untuk dicatikan penginapan yang super murah atau klo boleh menumpang heheheh………

    Mohon bantuannya ya mas…

    Terima kasih sebelumnya…

    Salam kenal,

    1. Salam Kenal Tia.
      Saya sudah kembali ke Indonesia.
      Di Chiang Mai, setahu saya ada satu mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah disana.
      Mohon maaf tidak tahu nomor telponnya.
      Banyak penginapan murah di ChiangMai. Seperti Sekitar Kota Tua, atau walking street.
      Have a nice trip 🙂

Tinggalkan komentar