Semua tulisan dari yogi sidik

Tidak Ada Yang Tidak Mungkin, Semua Itu Butuh Pengorbanan. itulah moto hidup saya, sebuah moto yang klise namun jarang ada yang mau mengerti. Saya adalah orang jawa tulen yang mencoba ingin mempunyai teman diseluruh belahan dunia. Asik-asik aja, cuma itu yang saya bisa ungkapkan tentang diri saya. Semua yang asik-asik, InsyaAllah ada disini.

Bahasa Daerah

Usai menonton film Tenggelamnya Kapal Van Der Wicjk. Arah pikiran saya tertuju pada bahasa daerah, bahasa orang minang. Senang dapat mendengarkan orang minang berbicara. Memiliki ciri khas tersendiri. Maknanya pun berbeda. Terkadang terdengar sangat romantis. Bagaimana kabarnya Uda? Salah satu percakapan yang biasa. Tetapi menjadi tidak biasa saat ditambahkan kata “Uda” dibelakang. Tampak lebih dekat dan bersahabat. Selama menikmati Film Van Der Wicjk, saya sangat menikmati alunan bahasanya. Tenang dan tidak tergesa-gesa. Lembut tetapi tegas.

Sudah saya berkeliling beberapa daerah di Indonesia. Baru kali ini saya merasa ada yang kurang. Mempelajari bahasa masing-masing daerah. Sehingga saya menyebutnya perjalanan saya masih belum ada apa-apanya. Saya tambah saudara dan saya perlu menambah daftar bahasa  yang harus saya pelajari. Mungkin akan lebih afdol jika di CV saya ditambahkan “Linguistic capability Minang Laguange, Javanese, Borneo” atau bahasa daerah lainnya. Saya akan bawa buku kecil untuk mencatat setiap kosakata baru yang saya dapatkan.

Lanjutkan membaca Bahasa Daerah

Memulai

Saya memulainya lagi. Kali ini saya merasa dapat berpikir lebih jernih daripada sebelumnya. Saya menambah daftar bacaan dan mencoba berpikir tenang daripada sebelumnya. Hanya saja saya masih di tempat yang sama, Yogyakarta. Saya lebih menyukai tulisan-tulisan yang bersifat langsung atau “Life Report” sehingga dapat dinikmati teman-teman yang berada di seluruh tanah air bahkan yang berada di luar negeri.

Kegiatan-kegiatan lalu terlalu lama untuk diceritakan kembali. Mungkin saya akan menceritakannya kembali dengan sudut pandang yang lebih menyenangkan. Sudut pandang yang tidak biasa dan tidak sering dikerjakan oleh banyak orang. Saat ini saya bersama teman-teman lainnya juga ingin menerbitkan sebuah buku yang berisi kumpulan cerita kerja keras selama di Australia. Tetapi, sesuai dugaan teman-teman. Hingga saat ini buku tersebut belum tersusun rapi dan jauh dari kata-kata “Diterbitkan”. Bahkan teman-teman Australia bersedia menyiapkan jasa translator untuk menerjemahkan cerita bahasa Indonesia yang kita buat. Begitu kalau saya tidak salah dengar.

Saya masih mengantungkan beberapa tulisan-tulisan yang menurut saya layak untuk diceritakan. Pengalaman menunggang kuda tanpa menggunakan sadel di Sumba dan bercengkrama bersama masyarakat peternakan di Kupang. Pengalaman pertama kali saya menseleksi mahasiswa yang akan berangkat ke Australia dan bekerja bersama orang Australia yang mengajarkan saya profesionalitas dan kerja keras. Mungkin pengalaman-pengalaman itulah yang menurut saya “terbaik” selama 2013 dan diawal 2014. Tetapi sudah berbeda tahun, saya perlu menemukan cara untuk menceritakannya lebih menarik.

Lanjutkan membaca Memulai

Andai Saya Jadi Presiden*

Sebuah tulisan singkat untuk ulang tahun Indonesia

Saat saya terbang menggunakan maskapai kebanggaan Indonesia ini, rasa nasionalisme saya tiba-tiba menggelora. Saat melihat keindahan alam Indonesia dari atas udara serasa mengibarkan bendera merah putih di dalam dada. Gunung-gunungnya yang menjulang tinggi, pantai-pantai yang menyentuh pasir putih dan sungai panjang yang berkelok-kelok. Perpaduan indah yang Tuhan ciptakan untuk Indonesia. Mengolahnya menjadi sebuah kewajiban. Selanjutnya menikmatinya adalah hak setiap warna negara. Saat di dalam pesawat, saya selalu berpikir seandainya menjadi seorang pemimpin Republik ini, Presiden Republik Indonesia. Dari setiap awan yang dilewati pesawat, saya melihat gambaran-gambaran Indonesia di masa akan datang.

Memimpin, mengolah sumber daya alam dan manusianya, bertemu dengan masyarakat Indonesia dan bekerja bersama-bersama untuk negara. Tidak ada yang lebih baik daripada memberikan segala kemampuan yang kita miliki untuk bangsa dan negara. Tempat dimana kita dilahirkan. Tempat yang selalu memberikan ruang untuk menuliskan cita-cita. Layaknya Soekarno yang selalu cerdas dalam menuliskan semua keinginan untuk bangsanya. Menggelorakan semangatnya dihadapan masyarakat Indonesia.

Menjadi Presiden  berarti tahu kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh Indonesia. Dari atas udara merupakan salah satu tempat yang tepat untuk menyusun satu strategi merenovasi Indonesia. Saya akan menuliskan strategi merenovasi Indonesia. Mengenal lebih dekat Indonesia. Mengerti keluhan masyarakat Indonesia. Saya akan mengunjungi semua pulau yang dimiliki oleh Indonesia. Dari pulau Sabang hingga Pulau Rote. Pulau-pulau terpencil saya lengkapi dengan teknologi informasi dan komunikasi yang memadai sehingga pulau tersebut diketahui banyak orang.  Kita tidak akan tahu mengenai keluhan masyarakat tanpa kita mengetahuinya secara langsung. Turun ke jalan, melihat kondisi nyata masyarakat.

Bekerja bersama seluruh elemen keamanan negara dan masyarakat untuk menjaga daerah terluar Indonesia. Membangun fasilitas-fasiltas penguatan ekonomi masyarakat dan pelestarian infrastruktur untuk mendukung roda ekonomi daerah. Membangun desa menjadi lebih banyak lapangan pekerjaan tersedia. Kesehatan yang terjamin dan keamanan yang tidak diragukan lagi. Mencontoh semangat Soeharto yang melaksanakan pembangunan Indonesia dengan sangat baik. Atau mencontoh semangat Megawati yang selalu menitikberatkan rakyat kecil dalam setiap pembangunannya.

Harus bisa menutup celah-celah korupsi bersama tim khusus yang sangat dijaga kerahasiaannya. Memiliki kepercayaan yang tinggi untuk menjaga keamanan keuangan negara. Menjaga stabilitas dan mengurangi kerugian negara oleh pihak-pihak yang mementingkan diri sendiri dan golongannya. Saat menjadi presiden berarti saya perlu memilih orang-orang sesuai ahlinya untuk membangun Indonesia. Nasionalisme itu perlu dibangun bersama. Mengambil alih kembali harta-harta Indonesia yang selama ini masih dikuasai oleh asing. Membangun bersama bukan berarti memberikan semua yang kita miliki dan melupakan kesejahteraan masyarakat disekitarnya. Masyarakat Indonesia berhak makmur dari kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia. Kekayaan Indonesia bukan untuk dinikmati untuk segelintir orang. Tetapi milik bersama. Dijaga dan dilestarikan. Seperti Susilo Bambang Yudhoyono dalam menjaga stabilitas negaranya.

Memang akan sangat sulit untuk menerapkan idealisme dalam kurung kebobrokan moral dan lemahnya etos kerja. Pendidikan moral dan etos kerja wajib dimiliki setiap warga negara Indonesia yang menginginkan pembangunan bangsanya. Jika memiliki pemikiran yang sama tanpa diracuni untuk menjatuhkan Indonesia maka akan mewujudkan Indonesia yang sejahterah. Jauh dari kemiskinan, kekurangan gizi dan kerendahan moral. perlu menemukan sosok Gus Dur yang memiliki kematangan berpikir, kekayaan intelektual nyata, idealisme dan moral yang baik.

Menciptakan pendidikan yang ramah otak. Memberikan pelajaran-pelajaran terbaik yang memang dibutuhkan untuk masyarakat dan membangun Indonesia. Sejak dini ditanamkan semangat nasionalisme. Pelajaran-pelajaran utama adalah membangun Indonesia dengan ilmu-ilmu yang telah dimiliki. Saya akan membuat sekolah-sekolah yang dekat dengan alam.  Kita Tidak membebankan dengan hasil yang sangat memuaskan sehingga menghalalkan kegiatan-kegiatan curang dalam berpendidikan. Mencetak Habibie berikutnya yang mampu berkarya untuk bangsanya. Menyemai semangat Habibie dalam hati pejuang-pejuang kemerdekaan masa depan.

Semangat nasionalisme yang berkobar di dalam hati merupakan cikal bakal keinginan untuk menjadi seorang presiden di Indonesia. Mengibarkan bendera merah putih dapat dilakukan dimana saja termasuk di dalam hati kita. Menjadi Presiden berarti siap untuk melayani sepenuh hati masayarakat Indonesia dan membangun Indonesia untuk kesejahteraan setiap warga negara yang tinggal di dalamnya. Selamat Ulang Tahun Indonesia.

Lomba Blog FekTIK Sul-Sel Kab.Sinjai 2013

Komunitas Blogger Sinjai (KBS)

*Yogi Sidik Prasojo

Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta 

In The Middle of Nowhere

Keesokan harinya setelah pulang dari Canberra. Saya harus segera berangkat menuju tempat bekerja. Seluruh baju dan barang-barang, saya kemas hingga dini hari. Tidak beraturan dan membuat koper saya semakin berat. Pagi-pagi benar, saya dan teman-teman lainnya yang mendapat jatah hari sabtu segera menuju mobil. Beberapa teman lainnya berangkat hari senin. Saya dan teman saya, Emily, akan menghabiskan waktu sekitar 4 jam perjalanan menuju tempat bekerja in the middle of nowhere.

Tidak ada satu pun bangunan. Hanya ada beberapa mobil yang terlihat. Sangat banyak pohon dan rerumputan yang kita lewati. Saya merasa kurang cukup tidur. Tidak banyak pemandangan yang saya lewati selama 1,5 jam pertama perjalanan. Sisa perjalanan berikutnya, kebosanan saya mulai terobati. Tidak lagi datar, saya melihat bukit. Tidak saya lewatkan begitu saja, sangat menarik.

Hanya Padang Rumput dan pepohonan yang terlihat
Hanya Padang Rumput dan pepohonan yang terlihat
Bukit Hijau ditengah-tengah padang rumput yang luas
Bukit Hijau ditengah-tengah padang rumput yang luas

Lanjutkan membaca In The Middle of Nowhere

Autumn in Canberra

Menikmati cahaya bulan dari ketinggian. Dari sidney menuju ibukota negara Australia, Canberra. Perjalanan dari Darwin menuju Canberra menghabiskan waktu hampir 7 jam. Lebih dekat Bali menuju Darwin, hanya sekitar 2 jam. Suhu Canberra sangat berbeda dengan Darwin. Saya dan teman-teman sampai di bandara pukul 9.30 malam dengan suhu Canberra 9 derajat celcius.

Suasananya sepi, sama seperti Darwin. Tidak banyak orang berjalan diantara deretan rapi bangunan-bangunan tua dan perumahan. Pergantian autumn menuju winter membuat pepohonan memiliki warna yang menarik. Orange, merah dan kuning. Satu persatu berterbangan diterjang angin. Saya menikmatinya dari kafe yang menyajikan menu sarapan.

Autumn In Canberra
Autumn In Canberra

Kebanyakan orang-orang di Canberra berbaju sangat rapih. Menggunakan jas hitam. Tas gantung. Membawa buku atau membaca koran. Membawa payung. Pagi ini Canberra sedikit gerimis. Secangkir Frape white sedikit mengurangi rasa dingin. Mendekatkan kami. Semua menceritakan rasa senangnya tiba di Canberra. Saya dan kedua teman saya –Deti dan Yudhis, ditemani oleh perwakilan dari NTCA –Luke Bowen, Libby, Alward, dan Andi. Mereka sangat mengerti kami.

Dinner Time!! Stand (Alward, Libby, Luke Bowen)  Sit (Yudhis, Yogi, Deti)
Dinner Time!! Stand (Alward, Libby, Luke Bowen), Sit (Yudhis, Yogi, Deti)

Mobil bewarna putih dengan mesin penghangatnya melaju menuju Parliament House. Tempat politikus-politikus Australia berkumpul. Kantor Perdana Menteri Australia, Julia Girrad. Hari ini Kamis (16/5), kami diagendakan bertemu dengan sang Perdana Menteri. Pukul 8 pagi, kami sudah berada di dalam gedung parlemen. Pengamanan yang sangat ketat dilakukan oleh pemerintah Australia. Walau sangat detail tetapi membuat kita lebih nyaman untuk beraktifitas di dalam.

Parliament House of Australia
Parliament House of Australia

Saya melihat kebanyakan orang menggunakan setelan bewarna hitam. Tidak jarang juga saya melihat yang menggunakan setelan bewarna cerah atau pakaian bebas. Jalan mereka sangat cepat. Sepertinya pekerjaan menunggu untuk diselesaikan. Cafe kopi di dalam gedung parlemen dipenuhi orang-orang yang akan bekerja. Mereka mencintai kopi. Mereka juga menyukai sandwich.

Lanjutkan membaca Autumn in Canberra

Unstoppable. (Quad Bike Session)

Empat roda berputar. Berjalan berurutan. Saya berada di barisan paling belakang. Kami belajar dengan sangat cepat. Mengendarai quad bike dengan kecepatan yang stabil. Tidak ada yang bisa menghentikan kami. Chris Pech, yang mengajari kita menggunakan motor-motor ini menyebut kita sebagai tim unstoppable. Melewati tanjakan, menyusuri ilalang, menerjang lubang-lubang besar dan mengikuti kelokan tajam. Kami selalu tersenyum melihat Chris. Dia selalu mencoba membuat kami bisa dan mengerti bahasa yang diucapkannya.

Mr. Chris waktu ngobrol bareng temen-temen
Mr. Chris waktu ngobrol bareng temen-temen

Tidak senyaman menggunakan skuter matic atau motor bebek yang biasa saya gunakan di Indonesia. Mengendarai motor ini ATV atau quad bikes memang berbeda. Quad bikes bisa melewati rintangan-rintangan sulit di setiap perjalanan yang kita lalui. Tidak berat. Hanya pandai mengatur kecepatan dan mengontrol kemudi. Kecepatan ATV ada di sebelah kanan. Jempol kanan bertugas mengatur kecepatan. Tangan kiri tidak banyak bekerja di jalan datar. Terkadang digunakan untuk nge-rem. Kaki kanan bertugas nge-rem dan kaki kiri mengatur gigi. Semua sudah pandai menghandlenya. Selanjutnya keberanian yang berbicara.

Setelah makan siang. Kami siap dengan air minum yang banyak. Saya membawa 2 liter air di dalam tas. Kacamata digunakan. Sunscreen kami gunakan untuk melindungi dari kemungkinan terbakarnya kulit. Rata-rata di daerah Kahterine banyak yang terkena kanker kulit karena terik matahari berlebihan menyerang kulit. Sarung tangan Wurst digunakan. Helm mengkait sempurna di kepala. Masker yang akan melindungi hidung dan mulut dari debu sudah terpasang. Berjalan dengan kecepatan biasa.

Lanjutkan membaca Unstoppable. (Quad Bike Session)

Try! (A Half Training Session)

Awalnya saya membutuhkan waktu yang banyak untuk belajar. Memikirkan apa yang terjadi setelahnya. Memikirikan juga apa yang terjadi sebelumnya. Ragu-ragu, adalah pikiran yang ada sebelumnya. Gagal, adalah pemikirian sesudahnya. Tidak ada yang positif. Tidak ada yang berani dilakukan. Dobrak saja, berpikir negatif adalah kesahalan fatal. Mencari sesuatu yang baru bukan berarti menjebloskan diri dalam perangkap kebodohan. Tetapi mencoba ngedapetin pengalaman yang belum pernah dilakukan oleh indera yang kita miliki.

Godaan bisa bermacam-macam jenisnya. Salah satunya adalah berada di area nyaman. Saya mencoba keluar dari zona nyaman untuk mencari zona nyaman selanjutya. Setelah mendapatkan zona nyaman kemudian berlari lagi mencari zona-zona yang lain. Ya, semua harus terus bergerak. Mencoba semua sesuatu yang baru. John F Kennedy pernah mengunjungi Northen Territory dan mengatakan bahwa kita tidak akan pernah tahu kalau belum merasakannya. Ya, sekarang saya mencobanya. Saya berada di Katherine, Northen Territory. Mencoba banyak sesuatu yang baru.

Mejeng di depan toko oleh-oleh
Mejeng di depan toko oleh-oleh

Sudah 10 hari saya berada di daerah utara Australia ini. Mereka menyebutnya The Top End. Mencari ilmu, menambah pengalaman, dan menjalin komunikasi dengan banyak orang. Bahasa Inggris saya biasa saja. Saya banyak belajar dari banyak media yang saya temui. Saya fokus untuk melakukan perbaikan di lidah yang tidak bisa bicara bahasa inggris. Houdini, saya ingin bisa menghilang sepertinya saat mulai berbicara bahasa yang berbeda. Begitu juga waktu saya di Thailand, belajar bahasa asli daerah. Sedikit demi sedikit membantu menyelematkan saya saat tersesat atau sekedar menanyakan tempat makan terbaik di Bangkok.

Sudah 7 hari pelatihan berjalan. Saya mengira pelatihan biasa saja. Sudah beberapa kali saya ikut pelatihan di Indonesia dan sepertinya hasilnya sama saja. Mendengarkan ceramah,  pulang bawa sertifikat. Selesai. Bedany, sekarang harus lebih fokus menggunakan telinga. Bahasa yang berbeda membuat saya tidak tertidur. Tapi, Hasilnya, sangat berbeda. Banyak pengalaman baru yang saya dapatkan selama 1 minggu belajar di Charles Darwin University, Katrherine Rural Kampus. Lakukan sajalah, ini baru untukmu. Ya, saya terus melakukannya dari hal-hal bodoh sampai yang tidak bisa saya dapatkan di Indonesia.

Lanjutkan membaca Try! (A Half Training Session)

Potensi Peternakan di Namang, Bangka Tengah

Tahun lalu saya mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Bangka Tengah. Kelompok kami terdiri dari 43 orang yang terbagi menjadi 2 unit yang diletakkan di 2 daerah berbeda yaitu desa Namang dan desa Kurau Timur. Potensi peternakan lebih banyak terlihat di Namang daripada Kurau Timur. Kurau Timur atau Desa Kurau lebih berpotensi untuk pengembangan perikanan dan pariwisata Bangka Tengah.

Sebagai mahasiswa peternakan, saya melihat desa Namang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai pusat peternakan dan pertanian Bangka Tengah. Di desa Namang terdapat areal persawahan, lahan-lahan kosong, perkebunan sawit, perkebunan karet dan lada, dan hutan wisata. Masing-masing tersebut dapat dimanfaatkan untuk lahan peternakan dan pertanian untuk memperkuat pangan di Bangka Tengah.

Pakan Ternak

Sawah di Desa Namang merupakan satu-satunya sawah yang terdapat di Bangka Tengah. Tidak terlalu besar tetapi sudah cukup baik untuk ditanami padi dan tanaman pangan lainnya seperti jagung, lombok dan singkong. Sisa dari hasil pertaian berupa jerami dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi potong. Jerami tidak lagi hanya dibakar dan dijadikan pupuk organik tetapi dapat disimpan sebagai pakan dimusim kemarau.

Jerami-jerami yang disimpan diolah menjadi jerami fermentasi, jerami amoniasi atau burger pakan. Burger pakan merupakan bahan pakan yang berisi jerami sebagai kandugan utamanya. Ditambah dengan pollard atau dedak gandum dan saus burger pakan. Burger pakan sudah diterapkan dibeberapa peternakan untuk digunakan sebagai pakan alternatif.

Perkebunan karet lebih besar daripada perkebunan sawit tetapi limbah yang dihasilkan oleh perkebunan sawit cukup banyak. Limbah perkebunan kelapa sawit yang dijadikan sebagai pakan ternak adalah pelepah kelapa sawit beserta daun keringnya. Pelepah dan daun tidak diberikan begitu saja melainkan perlu dicacah terlebih dahulu. Melalui pencacahan yang baik akan menaikkan kecernaan dan palatabilitas dari pelepah kelapa sawit. Terkadang yang menjadi kunci berhasilnya diberi pakan pelepah sawit yaitu alat pemotong atau alat chopper untuk mencacah pelepah sawit. Alat cacah yang baik akan menghasilkan potongan pelepah sawit yang baik.

Perkebunan Sawit di Namang
Perkebunan Sawit di Namang, Bangka Tengah

Pelepah sawit beserta daun keringnya yang telah dicacah dicampurkan bersama dengan konsentrat atau campuran berbagai bahan pakan. Biasanya campuran bahan pakan berupa bekatul, tepung kedelai, dan molases. Pelepah sawit juga dapat diberikan 100% kepada ternak sebagai pengganti hijaun segar atau kering untuk ternak. Pemberian pelepah sawit perlu dilakukan adaptasi hingga sapi merasa benar-benar menyukai pelepah sawit.

Lanjutkan membaca Potensi Peternakan di Namang, Bangka Tengah

Andalas, Rancak Bano!!

Jam Gadang
Jam Gadang

Ini adalah kali kedua saya datang ke Ranah Minang. Tidak ada perubahan pada tiap ruas-ruas jalan dari bandara menuju Universitas Andalas. Kebanyakan berupa tanah kosong dan sesekali terdapat rumah makan Padang. Laju sepeda motor berkecepatan standar mengantarkan saya kepada seorang sahabat. Masih sama, tetap baik dan bersahaja. Bedanya kali ini dia membawa kendaraan roda empat untuk menemui saya. Pekerjaannya yang sekarang mengharuskan dia untuk menyetir mobil keliling Padang, Jambi dan beberapa daerah di Sumatera Barat.

Pembukaan yang menakjubkan. Bedanya dulu dengan sekarang saya ke Padang adalah menu pembuka, lontong pical. Tidak terlalu pedas. Hampir mirip seperti ketoprak. Hanya saja disajikan dengan mie kuning dan bumbu pecel. Padang memang jagonya dalam urusan memasak. Petualangan saya di Sumatera Barat menemukan banyak makanan baru yang sederhana, khas, dan tidak bikin saya sakit perut. Iya, aneh memang. Saya termasuk orang yang tidak bisa makan pedas. Tetapi masakan Sumatera Barat tidak membuat saya sakit perut. Padahal jelas, disetiap masakannya selalu memasukkan cabe sebagai bahan utama.

Akan saya jelaskan nanti soal masakan padang. Mungkin pada tulisan khusus mengenai kuliner Sumatera Barat. Itu artinya mengharuskan saya untuk kembali ke Sumatera Barat khusus untuk liputan kuliner, hehehe. Bedanya kali ini saya berkunjung ke Padang tidak hanya sekedar mampir. Pertama, ada sebuah acara menarik yang diadakan oleh Universitas Andalas. Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia (ISMAPETI) wilayah I punya hajat untuk menggantikan koordinator Wilayah I, Stefhi Margy.  Kemudian, janji saya kepada beberapa teman-teman untuk hadir dalam kegiatan ini.  Terpatri dalam hati saya, ini bukan kunjungan tugas seperti biasanya. Saya tidak lagi sebagai Ketua ISMAPETI. Jadilah berbeda dan berbagilah lebih dari apa yang biasa kamu bagi.

Training Kelembagaan
Training Kelembagaan

Pertama, kedatangan saya ke Padang adalah karena adanya Muswil ISMAPETI wilayah I di Universitas Andalas Padang. Saya mengucapkan selamat yang sebesar-besarnya untuk Stefhi. Telah selesai melaksanakan tugas-tugasnya. Terima kasih telah membantu saya dalam menjalankan tugas dan mengobarkan semangat kami. Saya bilang, Stefhi adalah perempuan yang kuat dan tegar. Sewaktu acara di Jambi, cercaan banyak menghampiri tetapi dia tetap tersenyum dan memeluk sahabat-sahabatnya. Seharusnya dia yang dipeluk oleh sahabat-sahabatnya. Begitu pula dalam muswil ini. Terkadang kemauannya menjadi bahan diskusi tersendiri oleh panitia. Panitia perlu putar otak banyak-banyak. Ya, Stefhi bisa membuat panitia putar otak banyak-banyak. Terbukti beberapa kegiatan yang dihandle Stefhi berjalan dengan baik.

Selamat Buat Kalian Berdua. LPJ Kalian sangat saya terima. haha
Selamat Buat Kalian Berdua. Engkil (Ketua Panitia Muswil) & Stefhi (Koorwil 1 ISMAPETI 2010-2012)

Masalah menjadikan Stefhi lebih dewasa. Jam terbang yang tinggi membuat dia tahu bagaimana menempatkan diri. Hingga pada saat MUSWIL I ini dilaksanakan, banyak perubahan baik pada Stefhi. Ya, ISMAPETI telah banyak menjadikan manusia-manusia lebih dewasa dan mengerti kepentingan orang banyak. Saya banyak terbantu disetiap kehadiran Stefhi. Setiap acara beliau selalu ada untuk mendampingi dan membantu pengurus besar. Sehingga tidak jarang orang-orang memandang ada perasaan pilih kasih dari Ketua Umum. Selalu bermain hanya dengan Korwil I. Sekarang kalian tahu, mengapa saya selalu bersama dengan Korwil I. Beliau membantu kami tanpa harus dipaksa. Tanpa harus tertulis dalam AD/ART. Tanpa perlu persetujuan anggota. Semua dari dalam. Dari hati. Ini yang membuat saya berat untuk tidak hadir dalam acara terakhir yang Stefhi adakan. Mungkin bagi Stefhi, Muswil ini adalah acara istimewa kedua setelah Wisudanya,hehehe.

Sampailah saya ketengah-tengah panitia MUSWIL I di Fakultas Peternakan Univertas Andalas. Tidak ada yang berbeda dari Fakultas Peternakan Andalas. Bedanya hanya terdapat beberapa tempelan MUSWIL di tiap-tiap tiang koridor menuju ruangan. Kampus Andalas tetap membuat saya berdecak kagum. Mewah ditengah bukit yang besar. Andalas, salah satu Universitas favorit saya di bagian Sumatera. Pemandangan yang luar biasa ini saya yakin punya segudang mahasiswa berpotensi. Setibanya di Faterna Unand –singkatan dari Fakultas Peternakan Unand, kalau di UGM, Fapet, saya duduk bersama panitia MUSWIL. Sebelumnya Stefhi sempat mengatakan bahwa panitianya perlu banyak mendapatkan polesan. Saat pertama kali saya duduk, saya sudah merasakan ada sesuatu yang berbeda. Keyakinan saya adalah awalnya akan tampak malu-malu. Saya hanya perlu menjadi seperti mereka. Tidak ada yang berbeda. Saya berpikir mereka telah mengetahui saya lebih dahulu –Ke-GR an,hehehe, dan pandangan yang mereka buat tentang saya tentu beraneka ragam.

Bersama Peserta dan Panitia Muswil di Padang Mangatas
Bersama Peserta dan Panitia Muswil di Padang Mangatas

Lanjutkan membaca Andalas, Rancak Bano!!

Yogyakarta – Australia Visa Application Center (AVAC) Plaza Asia

Banyak cara mudah dan murah untuk berpergian. Uang keluar banyak karena kita tidak tahu jalan termurah yang bisa ditempuh. Dari Yogyakarta naik kereta Ekonomi AC Gajah Wong 235k (Harganya biasanya nggak sampai segini, pas hari libur harga tiket kereta juga naik). Berangkat pukul 19.30 dan sampai di Stasiun Pasar Senen pukul 07.00. Dari Stasiun Pasar Senen, jalan ke arah selatan menuju Halte TransJakarta, jam segitu Halte belum begitu ramai. Perjalanan menuju Plaza Asia dimulai dari Halte Pasar Senen. Turun di Halte Harmoni dan naik Transjakarta ke arah Blok M turun di Halte Gelora Bung Karno. Cukup 3,5k sudah sampai di Halte Gelora Bung Karno. Plaza Asia terletak di sebelah Graha Niaga. Nggak perlu takut kesasar, tinggal duduk di Bus Transjakarta dan sampe di depan Graha Niaga. Jalan kaki sebentar menuju Plaza Asia. Australia Visa Application Center (AVAC) terletak di Jalan Panglima Sudirman. Kantor AVAC terletak di Lantai 22. Jangan lupa untuk membuat visa Australia diperlukan fotocopy buku tabungan 3 bulan terakhir dan fotocopy paspor dari halaman pertama, halaman yang terisi dan halaman terakhir. Foto yang dibawa cukup 2 buah foto dengan background warna putih ukuran 4×6 atau 3×4. Kalau terlupa? Tenang, di AVAC menyediakan jasa fotocopy dan foto langsung jadi. Tapi kalau mau H aliass Hematt,,pastikan semua dokumen sudah disiapkan dari rumah. Visa dapat diambil sesuai dengan lama waktu pembuatan visa. Lama waktu pembuatannya tergantung dari jenis visa yang diinginkan. Kembali lagi ke Yogyakarta dengan kereta bisnis Senja Utama Solo 255k (Harga liburan). Sebenarnya untuk membuat Visa, tidak perlu datang langsung ke AVAC di Jakarta. AVAC menyediakan jasa menjemput dan mengirimkan visa yang dibuat. Tetapi kalau dibutuhkannya terdesak, kita bisa pergi sendiri ke AVAC. Semoga bermanfaat.