Arsip Kategori: peternakan

Potensi Peternakan di Namang, Bangka Tengah

Tahun lalu saya mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Bangka Tengah. Kelompok kami terdiri dari 43 orang yang terbagi menjadi 2 unit yang diletakkan di 2 daerah berbeda yaitu desa Namang dan desa Kurau Timur. Potensi peternakan lebih banyak terlihat di Namang daripada Kurau Timur. Kurau Timur atau Desa Kurau lebih berpotensi untuk pengembangan perikanan dan pariwisata Bangka Tengah.

Sebagai mahasiswa peternakan, saya melihat desa Namang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai pusat peternakan dan pertanian Bangka Tengah. Di desa Namang terdapat areal persawahan, lahan-lahan kosong, perkebunan sawit, perkebunan karet dan lada, dan hutan wisata. Masing-masing tersebut dapat dimanfaatkan untuk lahan peternakan dan pertanian untuk memperkuat pangan di Bangka Tengah.

Pakan Ternak

Sawah di Desa Namang merupakan satu-satunya sawah yang terdapat di Bangka Tengah. Tidak terlalu besar tetapi sudah cukup baik untuk ditanami padi dan tanaman pangan lainnya seperti jagung, lombok dan singkong. Sisa dari hasil pertaian berupa jerami dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi potong. Jerami tidak lagi hanya dibakar dan dijadikan pupuk organik tetapi dapat disimpan sebagai pakan dimusim kemarau.

Jerami-jerami yang disimpan diolah menjadi jerami fermentasi, jerami amoniasi atau burger pakan. Burger pakan merupakan bahan pakan yang berisi jerami sebagai kandugan utamanya. Ditambah dengan pollard atau dedak gandum dan saus burger pakan. Burger pakan sudah diterapkan dibeberapa peternakan untuk digunakan sebagai pakan alternatif.

Perkebunan karet lebih besar daripada perkebunan sawit tetapi limbah yang dihasilkan oleh perkebunan sawit cukup banyak. Limbah perkebunan kelapa sawit yang dijadikan sebagai pakan ternak adalah pelepah kelapa sawit beserta daun keringnya. Pelepah dan daun tidak diberikan begitu saja melainkan perlu dicacah terlebih dahulu. Melalui pencacahan yang baik akan menaikkan kecernaan dan palatabilitas dari pelepah kelapa sawit. Terkadang yang menjadi kunci berhasilnya diberi pakan pelepah sawit yaitu alat pemotong atau alat chopper untuk mencacah pelepah sawit. Alat cacah yang baik akan menghasilkan potongan pelepah sawit yang baik.

Perkebunan Sawit di Namang
Perkebunan Sawit di Namang, Bangka Tengah

Pelepah sawit beserta daun keringnya yang telah dicacah dicampurkan bersama dengan konsentrat atau campuran berbagai bahan pakan. Biasanya campuran bahan pakan berupa bekatul, tepung kedelai, dan molases. Pelepah sawit juga dapat diberikan 100% kepada ternak sebagai pengganti hijaun segar atau kering untuk ternak. Pemberian pelepah sawit perlu dilakukan adaptasi hingga sapi merasa benar-benar menyukai pelepah sawit.

Lanjutkan membaca Potensi Peternakan di Namang, Bangka Tengah

Kontrol Kualitas Bahan Pakan (Quick Test)

Proses pembuatan pakan ternak didahului oleh kontrol kualitas bahan pakan. Kontrol kualitas bahan pakan menjadi bagian penting karena mempengaruhi kualitas pakan yang diproduksi. Pakan yang berkualitas mempengaruhi kinerja dan produksi ternak. Berikut beberapa perlakuan kontrol  kualitas  bahan pakan  (quick test) yang saya lakukan pada saat praktek kerja lapangan di salah satu perusahaan pakan di Indonesia.

Moisture test  
Pengujian kadar air dilakukan dengan menggunakan alat Seed Burrows Digital Moisture Computer. Sampel dimasukkan kedalam Seed Burrows secara acak sampai menunjukkan angka 100% pada alat tersebut. Alat akan memberikan tanda “very low” apabila sampel bahan baku jagung memiliki kadar air dibawah 7% sedangkan alat akan memberikan tanda “very high” apabila sampel bahan baku jagung memiliki kadar air diatas 40%. Seed Burrows mampu membaca kadar air bahan baku dalam waktu ± 2 menit.

Pemeriksaan kadar air bahan baku anorganik seperti limestone chips, limestone fine dan binder bentonit menggunakan alat Yeasten Moisture Meter atau KETT Lamp. Sampel bahan baku diambil beberapa gram sampai menunjukkan angka stabil pada KETT lamp. Lampu dinyalakan dan diturunkan menuju kearah termometer yang ada hingga menunjukkan angka 105oC kemudian lampu dinaikkan keatas dan hasil analisis kadar air ditunggu sampai 15 menit.

Uji Aflatoksin
Aflatoxin dilihat dengan menggunakan sinar UV pada kamar gelap. Sampel yang mengandung aflatoxin akan menunjukkan pendaran warna hijau pada sampel yang terkena sinar UV.

Lanjutkan membaca Kontrol Kualitas Bahan Pakan (Quick Test)

Several Definitions of Energy Terms

Pada saat saya menduduki semeter ke tiga dan ke empat. Saya kesulitan untuk mencari beberapa istilah mengenai pakan ternak. Bahkan di Internet juga jarang ada -mbah google juga belum banyak cari tahu,,hehe. Sehingga saya berbagi kepada teman-teman tentang beberapa definisi yang dipakai untuk menjelaskan mengenai kandungaan energi dalam bahan pakan.

Heat Increment: HI (Kcal/kg)
Portion of ME required for the utilization of the remaining net energy for maintenance and production.

Metabolize Energy: ME (Kcal/kg)
Gross energy of food intake minus energy lost in faeces, urine and combustible gases.The usable of feed energy.

Lanjutkan membaca Several Definitions of Energy Terms

Penyakit Unggas yang Disebabkan Virus

Musim hujan menjadi kondisi yang menantang bagi peternak unggas. Pada saat hujan, kelembapan di kandang menjadi tinggi sehingga menjadi tempat yang nyaman untuk munculnya penyakit. Kondisi lembab yang tinggi juga menyebabkan ransum menjadi basah. Kadar air yang tinggi (>14%) memicu terbentuknya aflatoksin.P1060863 - Copy

Pada tulisan blog kemarin, membahas mengenai virus baru yang menyerang itik. Virus H5N1 clade 2.3.2. Saat musim penghujan, tidak lagi hanya siaga terhadap AI tetapi penyakit-penyakit unggas lainnya. Penyakit-penyakit yang mempengaruhi produksi peternakan. Dalam tulisan ini terdapat beberapa penyakit-penyakit penting yang biasa menyerang unggas khususnya yang disebabkan oleh virus.

Avian Influenza (AI)
Disebabkan oleh Orthomyxovirus dari family orthomyxoviridae dan genus virus influenza tipe A. Subtipe berdasarkan antigen permukaan (surface antigens). Terdapat dua surface protein yang utama dan kemudian diketahui oleh masyarakat umum. Dua surface protein yaitu Antigen Haemagglutinin (H): 1-15 dan Antigen Neuraminidase (N): 1-9. Kemungkinan kombinasi sekitar 135 kemungkinan. Patogenitasnya sangat bervariasi. Strain diklasifikasikan menjadi Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI) dan Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI).

Virus AI dapat menular ke manusia. Penularan dari ayam ke manusia dapat terjadi di kandang melalui saluran pernafasan. Manusia dapat tertular apabila kondisi tubuhnya tidak sehat. Sehingga direkomendasikan apabila sedang sakit harap menjauhkan diri hewan-hewan dalam kondisi tidak sehat. Gejala ayam yang terkena AI yaitu bengkak jengger, pendarahan subkutan/bawah kulit, sianosis pada kaki kepala dan pial, kantung udara menebal dengan eksudat fibrinous atau kaseus, serta terjadi nekrosis pada hati, limpa, ginjal, dan paru. Pencegahannya menggunakan vaksinasi.

New Castle Disease (ND)
Etiologi dari Avian paramyxovirus-1. Gejala ayam yang terkena tetelo atau ND yaitu kepala berputar-putar/tortikolis, kelumpuhan pada kaki dan sayap, perdarahan pada proventriculus dan kerusakan serta pendarahan pada usus. ND merupakan penyakit  yang sering menyerang unggas. Beberapa laporan di lapangan menyebutkan tingginya kasus ND pada ayam buras dikarenakan sistem pemeliharaan yang masih tradisional, sedangkan pada ayam broiler dan layer umumnya peternak sudah menjalan tatalaksana yang baik seperti program vaksinasi dan pemberian pakan standar. Benar, vaksinasi merupakan salah satu bentuk pencegahan untuk ND. Penyakit ND muncul pertama kali di Indonesia pada tahun 1926 di Indonesia, tepatnya di Pulau Jawa.

Lanjutkan membaca Penyakit Unggas yang Disebabkan Virus

Virus H5N1 clade 2.3.2 menyerang itik

Indonesia kembali dikejutkan oleh kehadiran virus H5N1. Kali ini menyerang Itik yang digadang-gadang sebagai jenis unggas yang tahan penyakit. Virus H5N1 yang menyerang itik memiliki perbedaan clade. Virus H5N1 yang menyerang itik memiliki clade 2.3.2 sedangkan virus H5N1 pada ayam memiliki clade 2.1.3. Karena itik memiliki ketahanan tubuh yang baik maka tentu virus yang menyerang itik ini lebih ganas daripada virus H5N1 yang menyerang ayam. Beberapa kasus menunjukkan itik mati mendadak saat terserang virus. Dalam pantuan di salah satu media massa pertanian, dari tanggal 1 januari 2012 hingga 3 januari 2013 angka kematian akibat virus AI sebanyak 514.273 ekor.  Di tiga provinsi (jateng, jatim dan DIY) selama 4 bulan terakhir dilaporkan terdapat 113.700 itik mati mendadak akibat Avian Influenza (AI).

Belum selesai permasalahan Indonesia dengan Virus H5N1 pada ayam, Indonesia disibukkan dengan virus H5N1 pada itik. Peran pemerintah jelas sangat diperlukan, dalam hal ini direktorat jendral peternakan. Kasus pada ayam menjadikan pengambil keputusan lebih banyak belajar tentang penanganan virus AI. Tidak hanya merugikan peternak tetapi mengancam kesehatan manusia. Sejauh ini belum ditemukan kejadiannya di Indonesia. Virus yang menular ke manusia baru ditemukan di Hongkong, Bangladesh dan China. Sama halnya dengan Virus H5N1 clade 2.1.3 pada ayam, ciri-ciri gelaja manusia yang terkena flu burung adalah suhu badan tinggi diatas 38oC disertai sakit tenggorokan, batuk, pusing dan pilek. Flu burung juga menyerang pernapasan hingga menyebabkan sesak napas dan dapat menyebabkan radang paru (pneumonia). Virus AI menular ke manusia melalui Air Liur, Lendir, Kotoran Unggas yang sakit dan udara yang tercemar. Penggunaan istilah Avian Influenza berbeda dengan Flu Burung. Avian Infulenza digunakan untuk hewan sedangkan flu burung digunakan untuk penyakit yang menular ke manusia. Misalnya Itik terkena avian influenza dan tujuh orang di China menderita Flu Burung.

Peternak akan sangat merasakan akibat kematian itik-itiknya. Peternak itik petelur maupun pedaging pasti merasakan turunnya omsetnya. Apakah kegiatan ini dapat ditetapkan sebagai wabah? Sehingga dengan adanya penetapan status wabah maka pemerintah wajib megganti ternak-ternak yang di depopulasi. Atau kejadian ini masih dalam koridor kejadian luar biasa. Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan diatur dalam UU no.18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan memiliki urutan-urutan berupa pengamatan dan pengindentifikasian, pencegahan, pengamanan, pemberantasan, dan/atau pengobatan. Dalam urutan itu menyebutkan, pemerintah tidak gegabah mengambil keputusan tentang penetapannya. Tetapi urutan itu perlu dilakukan secara cepat dan tidak merugikan banyak pihak.

Lanjutkan membaca Virus H5N1 clade 2.3.2 menyerang itik

Germinasi Padi

Salah satu acara di praktikum Hijaun Makanan Ternak adalah Germinasi. Tujuan diadakannya kegiatan praktikum ini adalah untuk mengetahui kualitas biji yang akan kita tanam. Tujuan yang sangat baik itu memang susah untuk ditangkap. Bahkan tidak banyak yang mengerti mengenai kepentingan perlakuan yang dilakukan pada biji.

Karena saya rasa praktikum ini cukup penting. Sehingga perlu diberikan penjelasan yang baik mengenai praktikum ini. Mengapa biji perlu diberi perlakuan? Mengapa perlu diketahui perkecambahannya?

Pada saat panen, biji tanaman dibiarkan begitu saja. Jumlahnya yang melimpah menyebabkan petani atau pekebun hanya membiarkan bijinya begitu saja tanpa diberi perlakuan. Biji merupakan bakal biji dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Sedangkan benih adalah biji yang dipersiapkan untuk menghasilkan tanaman baru. Kemudian menghasilkan bibit yang merupakan tanaman muda siap tanam hasil perkembangan benih, atau hasil perbanyakan dengan berbagai cara.

Setiap biji memiliki struktur yang berbeda-beda. Khususnya mengenai kulit bijinya. Kulit biji merupakan struktur biji yang berkembang dari jaringan integumen yang semula melindungi bakal biji. Semakin masak, semakin tipis kulit biji. Tingkat kedewasaan dari biji mempengaruhi perkecambahan dan siap untuk dijadikan benih. Biji yang dewasa memiliki tingkat perkecambahan dengan presentase yang lebih besar dibandingkan dengan biji yang masih muda. Sehingga sebelum melakukan penyiapan penanaman maka perlu diketahui umur biji tersebut.

Perlakuan Biji

Praktikum Germinasi difungsikan untuk menyiapkan biji menjadi benih untuk ditanam. Didalam praktikum terdapat perlakuan-perlakuan sebelum biji dilakukan penanaman. Seperti disebutkan sebelumnya, dilakukannya berbagai macam perlakuan adalah karena setiap biji memiliki tipe berbeda. Perlakuan yang dilakukan seperti perendaman air dingin, air panas, dan penambahan asam. Tujuan yang kita ambil yaitu bahwa praktikum ini berfungsi untuk menyiapkan biji menjadi benih.

Lanjutkan membaca Germinasi Padi

Identifikasi Tanaman Legum (Kebun HMT Fapet UGM)

Dua hari (Sabtu-Minggu, 17-18/3) mendapatkan kesempatan untuk membimbing asisten nutrisi. Praktikum Ilmu Hijauan Makanan Ternak. Tema pertama adalah Identifikasi Tanaman Legum dan Rumput. Praktikum Identifikasi tanaman legume dan rumput bertujuan untuk mengetahui karakteristik tanaman secara umum. Mengenal tanaman legume dan rumput hingga dapat dimanfaatkan oleh ternak. Pada tulisan kali ini saya akan mengulas mengenai legume. Phyllum tanaman legume adalah Spermatophyta. Memiliki 3 sub family yaitu faboideae atau biasa juga disebut papilionoideae, caesalpinioideae atau mudahnya disebut caesalpinae, dan mimosoideae atau mimoseae. Masing-masing memiliki bentuk bunga yang berbeda-beda. Kebun Hijauan Makanan Ternak memiliki koleksi tanaman legume Berikut beberapa tanaman legume yang sempat dijelaskan pada praktikum di kebun hijauan makanan ternak.

Gliricida maculata. Merupakan jenis tanaman legume yang memiliki tipe daun imparipinate. Tipe bunga yaitu Papilonaceae atau menyerupai kupu-kupu. Tanaman ini banyak ditemukan di Indonesia. Beberapa penelitian menyebutkan tanaman ini merupakan sumber protein nabati yang cukup baik diberikan pada ternak. Di Indonesia tanaman yang memiliki tipe tumbuh tegak ini memiliki nama umum yaitu gamal atau gliricide. Gamal memiliki kadar tannin cukup tinggi.

Desmodium rensonii. Memiliki tipe tumbuh tegak dan berdaun trifoliate. Desmodium memiliki sifat perennial. Tumbuhan perennial merupakan tumbuhan tahunan. Untuk mengatasi tantangan, tumbuhan ini menggugurkan daunnya atau menghasilkan senyawa tertentu agar dapat meneruskan kehidupannya terutama setelah bereproduksi. Bijinya bervariasi, bewarna coklat hingga hijau. Sebagai sumber nitrogen yang cukup tinggi. Kandungan protein kasar 20-22%. Biji Desmodium mampu berkembang dengan cepat tanpa dilakukan skarifikasi (3-4 hari). Bunga desmodium bewarna ungu bertipe seperti kupu-kupu atau papilonaceae.

Lanjutkan membaca Identifikasi Tanaman Legum (Kebun HMT Fapet UGM)